"Odong-Odong Fort de Kock" Meluncur Malam Ini

"Odong-Odong Fort de Kock" Meluncur Malam Ini

Padang Ekspres, Sabtu, 18/05/2013

Padang, Padek—Puisi-puisi­nya memiliki geopuisi yang khas dari lingkungan pesisir dan daratan, dari lingkungan perkebunan dan pasar di kota. Terus bergerak ke arah lainnya, dari dunia mistik ke dunia perdagangan, dari kehidupan gunung dan hutan ke perko­taan. Dari sejarah dan memori tentang keluarga.

Itulah penilaian sastrawan dan budayawan ternama Indonesia, Afrizal Malna terhadap puisi-puisi penyair Indonesia asal Sumbar, Deddy Arsya.

Menulis puisi sejak 2004, lelaki kelahiran Bayang, Pesisir Selatan, 15 Desember 1987 ini telah menciptakan lebih dari 200 puisi, yang diterbitkan di berbagai media di Indonesia. Karyanya juga telah dibukukan dalam beberapa antologi di antaranya, Kampung dalam Diri (2008), Herbarium (2007), Laut Berkabar (2009), dan 60 Sajak Terbaik Indonesia (2010).

Nah, sekitar 90 puisi di antaranya, kini telah dibukukan dengan judul Odong-Odong Fort de Kock. Bekerja sama dengan UPTD Taman Budaya Sumbar, buku yang diterbitkan Lembaga Kebudayaan dan Jur­­­na­listik Kabarita dan di­spon­sori Kapatabang tersebut, akan diluncurkan di Teater Utama Taman Budaya Sumbar, malam ini (18/5), pukul 20.00.

Berbagai pentas seni akan mengisi acara peluncuran buku kumpulan puisi tunggal perta­manya itu. Materinya berasal dari puisi-puisi yang dibukukan tersebut. Para penampil adalah Teater Ranah, Halaman Te­rang, Teater Imam Bonjol, Ko­munitas Seni Belanak, Syu­hen­dri “Noktah”, Rahmi Sep­tiari, serta Maiza Elfira dan keluarga.

Teater IAIN Imam Bonjol yang pernah dipimpin Deddy Arsya saat masih berkuliah di IAIN Imam Bonjol beberapa tahun silam, akan men­dra­matisasi puisi yang berjudul Kedai Kelontong dan Tong Setan. Tak itu saja, Teater IAIN Imam Bonjol juga akan me­nampilkan musikalisasi puisi Peta yang Berantakan.

Kemudian, ada puisi Jan­tung Rindu serta Tukang Pikat dan Bunga Lobak yang musi­kalisasinya akan dipentaskan Halaman Terang. Tak keting­galan pula aktor dan sutradara kawakan KSST Noktah Syu­hen­dri, yang akan mem­baca­kan puisi Rosnida Mencari Laki.

Dalam Odong-Odong Fort de Kock ada sebuah puisi ber­judul Ratap Kapal Karam. Puisi ini nantinya akan dipen­taskan Ranah Teater dalam bentuk musikalisasi puisi. Se­lain itu, Ranah Teater juga akan mementaskan dramatisasi pui­si yang berjudul Toko Serba Lima Ribu. Pertunjukkan mu­si­kalisasi puisi juga akan dilakukan Komunitas Belanak dengan puisi Samsinar Pergi ke Pasar.

Maiza Elfira yang meru­pakan kakak ipar Deddy Arsya akan menyanyikan Hutan Ka­but Mencekik Leher. Pembaca puisi yang sering meme­nang­kan lomba baca puisi di Sumbar Rahmi Septiari juga ikut serta mengisi acara.

“Mudah-mudahan buku kumpulan puisi ini meng­hi­dup­kan gairah kesusastraan di Sumbar,” harap Deddy Arsya, yang karir kepenulisannya tidak hanya menulis sajak, tapi juga cerita pendek, tinjauan buku dan film, esai-esai kese­jarahan dan seni. (cip)

Comments

Tulisan yang paling ramai dibaca minggu ini