Qunut Panjang untuk Pengarang Roman

oleh Deddy Arsya

Untuk pertama kalinya dalam sejarah
nama seorang pengarang roman
masuk dalam bacaan sembahyang.

Tiap subuh sebulan penuh
syekh-syekh suluk yang memukul-mukul kening
dengan ini batu dari dasar sumur nafsu
membacakan qunut panjang mendoakannya celaka:

"Guru kami memangkas tiap tunasnya
si bala ini menyiramkan pupuk pada akarnya
bagaimana kami tidak akan murka?"

Guru mereka yang dulu tidur di atas bara menyala
memang tercatat dalam kitab perguruan
pernah memukul buah-buahnya sendiri
dengan ini batu dari dasar sumur ilmu
berkata, yang bagai telah menjadi sabda:

"Di antara getar farji, aku tidak ingat apa-apa lagi
-- aku menulis pengetahuanku dengan kalam yang buta!"

(Koran Tempo, 31 Oktober 2015)

Comments

Tulisan yang paling ramai dibaca minggu ini