Pendataaan Orang-orang Indonesia yang Terkemuka Zaman Jepang
Oleh Deddy Arsya
Ini arsip berasal dari zaman Jepang. Arsip ini merupakan blangko pendataan orang-orang Indonesia yang terkemuka yang ada di Jawa. Tampak pada kepalanya tertulis, "Pendaftaran Orang Indonesia Jang Terkemoeka Jang Ada di Djawa".
Tujuan pendataan ini tentu adalah sebagai media pengawasan. Semua orang-orang Indonesia yang hebat-hebat harus diketahui sepak-terjangnya selama ini, agar nanti tidak menjadi gangguan atau batu sandungan bagi pemerintah militer Jepang yang sedang berkuasa waktu itu. Jepang tentu telah berkaca dari pemerintah jajahan sebelumnya, bawah Pemerintah Belanda telah mengalami banyak kesulitan disebabkan oleh 'orang-orang Indonesia yang terkemuka' ini.
"Daftar ini, sesoedah diisi, hendaklah dikirimkan kembali (gratis) dalam boengkoesnja jang dilampirkan kepada GUNSEIKANBU TJABANG I, Pengangsaan Timoer 36, Djakarta.Inilah jang sebenar-benarnja dengan djleas, soepaja djangan ada kemoedian soerat-menjoerat lagi tentang itoe. Djika tak tjoekoep roeang tempat mengisinja, lampirkan kertas lain pada daftar ini," begitu kata petunjuk dalam blangko pendataan itu, petunjuk yang nadanya lebih terasa sebagai perintah tegas, bukan?
Gunseikanbu sendiri, untuk diketahui, adalah 'staf pemerintahan militer pusat', perpanjangan tangan kekuasaan militer Jepang, yang menjadi penggerak pemerintahan di Indonesia. Gunseikanbu di antaranya membawahi beberapa 'bu' atau semacam departemen, di antaranya Somubu (Departemen Urusan Umum), Zaimubu (Departemen Keuangan), dan lain-lain.
Dalam blangko ini, telah terdata nama Marah Roesli, pengarang roman asal Minangkabau yang terkenal dengan novel Sitti Nurbaja-nya itu. Dia tampaknya dikategorikan Jepang sebagai orang-orang Indonesia yang terkemuka—sebab hanya mereka yang memenuhi kriteria terkemuka itulah yang dikirimi blangko pendaftaran ini.
Melihat pada blangko ini, hampir semua aspek ingin diketahui Jepang dari orang yang didatanya. Mulai dari hal yang umum-umum seperti tempat lahir, tempat bermukim saat ini, nama keluarga yang tinggal serumah dan keluarga lain-lain, sampai kepada soal-soal pendidikan yang pernah ditempuh, jabatan yang pernah dipegang, hingga kepada gaji perbulan.
Namun, yang paling penting bagi pemerintah militer Jepang ketika itu barangkali adalah soal 'keterangan jang lain jang mengenai oesaha bagi oemoem'. Pertanyaan-pertanyaan dalam kolom ini terasa menohok: apa jabatan tuan dalam pengurus perkumpulan yang ternama, apa macam perkumpulan, di mana dan apabila? Sampai kepada buku-buku yang tuan karang? Dan apakah kepandaian tuan yang spesial?
Untuk pertanyaan yang terakhir, Marah Roesli menjawab: Moesik!
Comments
Post a Comment